Saturday, February 26, 2011

Ke cikarang

250211
Adzan subuh baru saja berhenti, aku harus buru-buru ke bandara. Pesawatku ga231 berangkat jam 06.05. Meski aku sudah city check in sebelumnya tapi tetep khawatir juga kalau telat.
Sampai di bandara ternyata pintu masuk belum dibuka. Padahal aku sudah pingin makan atau setidaknya ngopi di kafe dalam bandara. Bangun tidur tadi aku nggak sempat untuk bikin kopi sekalipun.
Eh, ternyata ada vending machine seperti di bandara SH terminal 3. "Vending machine ini hanya menerima uang pecahan 5000, 10000, 20000" . "Tidak menerima uang pecahan terbaru" begitu tulisan yang tertempel. Yang terbaca sih sebenarnya angka-angka itu. Maka kutengok dompetku. Ada sepuluh ribuan satu, beberapa pecahan 20 ribuan. Cuma sepertinya sepuluh ribuannya edisi terbaru. Aku coba saja. Benar saja, pecahan 10 ribuan dikeluarkan lagi oleh mesin itu. Kucoba salah satu pecahan 20-an. Sukses. Sambil minum aku nunggu kembalian. Tiba-tiba terbaca lagi tulisan lain di dekat lubang tempat mengambil uang kembalian. "Mesin ini tidak bisa memberikan kembalian. Pastikan pakai uang pas. Jadi? Berarti, aku harus beli empat cup? Wah, bakalan kembung. Bingung juga. Di belakangku ada seseorang yang antre juga mau menggunakan mesin ini. Aku mau nawarin untuk mengambil saja, tapi keburu dia nyodorin 5000 rupiah "Pak, saya ambil satu ya" Aku terima uangnya. He he jadi penjual minuman tanpa ambil untung nih. Tapi masih ada dua cup jatahku lagi di mesin, dan sepertinya tidak ada yang berminat lagi. Masak iya aku tawarin, meski gratis sekalipun. Akhirnya aku ambil lagi dua cup milo hangat. Aku letakkan di counter Mandala yang sudah tutup. Jadilah, pagi itu perutku penuh dengan 3 cup coklat panas. Sialnya lagi, di BSH harus nunggu hampir 2 jam baru ada Damri yang ke Cikarang.
Hari Wibawanto by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, February 01, 2011

Tie the yellow ribbon round the old oak tree


Lagu "Tie the yellow ribbon round the Old Oak tree" ini berdasarkan pada kisah nyata yang dimuat pada tahun 1971 surat kabar New York Post tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam- malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.

Satu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju ke utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama-sama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Sex, gambling, drug. Dia menikmati semuanya.

Bulan berlalu. Tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.

Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan istrinya. Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada istrinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai isteri dan anak-anaknya.

Dia berharap dia masih boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suratnya dengan menulis, “Sayang, engkau tidak perlu menunggu aku.

Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukah kau nyatakan?

Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota. Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji aku tidak akan pernah lagi menganggu engkau dan anak-anak seumur hidupku.”

Akhirnya hari pelepasannya tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari isterinya. Dia tidak tahu apakah isterinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya? Dia naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Seisi bis mendengar ceritanya, dan mereka meminta kepada sopir bus itu, “Tolong, pas lewat White Oak, jalan pelan-pelan…kita mesti lihat apa yang akan terjadi…”

Hatinya berdebar-debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras.

Akhirnya dia melihat pohon itu. Air mata menetas di matanya…

Dia tidak melihat sehelai pita kuning…

Tidak ada sehelai pita kuning….

Tidak ada sehelai……

Melainkan ada seratus helai pita-pita kuning….bergantungan di pohon beringin itu…Ooh…seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning…!!!!!!!!!!!!

Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir langsung menelpon surat kabar dan menceritakan kisah ini. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, “Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree”, dan ketika album ini di-rilis pada bulan Februari 1973, langsung menjadi hits pada bulan April 1973.

Syairnya:

I’m coming home
I’ve done my time And I have to know what is or isn’t mine
If you received my letter telling you I’d soon be free
Then you’d know just what to do
If you still want me
If you still want me
Oh tie a yellow ribbon
‘Round the old oak tree It’s been three long years
Do you still want me If I don’t see a yellow ribbon ‘Round the old oak tree
I’ll stay on the bus, forget about us
Put the blame on me If I don’t see a yellow ribbon ‘Round the old oak tree
Bus driver please look for me ‘Cause I couldn’t bare to see what I might see
I’m really still in prison And my love she holds the key
A simple yellow ribbon’s all I need to set me free
I wrote and told her please
Oh tie a yellow ribbon ‘Round the old oak tree It’s been three long years
Do you still want me If I don’t see a yellow ribbon ‘Round the old oak tree
I’ll stay on the bus, forget about us
Put the blame on me If I don’t see a yellow ribbon ‘Round the old oak tree
Now the whole damn bus is cheering And I can’t believe
I see A hundred yellow ribbons ‘Round the old, the old oak tree
Tie a ribbon ’round the old oak tree…

Rekaman di Youtube dinyanyikan oleh http://www.youtube.com/watch?v=T8D5WuWtvw4