Saturday, November 28, 2009

Gedung Sate

Peletakan batu pertama pembangunan komplek
Gedung Sate pada tanggal 27 Juli 1920

Gedung Sate dibangun pada tahun 1920-1924 di Wilhelmina Boulevard (Sekarang Jalan Diponegoro), peletakan batu pertama oleh Nona Johana Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung B.Coops dan Nona Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia.

Batu-batu dari Ujung Berung diangkut dengan
menggunakan lori dan kereta gantung.

Gedung Sate merupakan karya monumental dari arsitek Ir Gerber. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan langgam arsitektur tradisional Indonesia dan teknik konstruksi Barat, sehingga disebut Indo Eropeesche Architectuur StiiJln. Arsitektur Gedung Sate merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Italia dan Moor dari zaman Renaissance dengan gaya arsitektur Hindu dan Islam .

Ornamen enam tiang dengan bulatan berbentuk mirip tusuk sate ditempatkan pada puncak atap tumpak, sebagai lambang biaya pembangunan Gedung Sate sebesar Rp.6000.000 gulden.

Tempoe Doeloe gedung ini disebut Gouvernements Bedrijven (GB). Gedung ini kemudian disebut dengan Gedung Sate berdasarkan bentuk ornamen pada puncak atap tumpak tersebut yang terdiri dari 6 buah yang berbentuk seperti tusuk sate. Gedung Sate sekarang menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat.

by : Sudarsono katam /Lulus Abadi

Bandung tempo dulu. Entah kenapa mendengar kata Bandung terasa ada lonceng berdentang di dalam hatiku. Padahal, aku bukanlah orang Bandung, juga bukan orang yang besar atau menghabiskan waktu lama di Bandung. Hanya 3 bulan di tahun 1983, 2 bulan di tahun 1992, dan beberapa kali singgah di Bandung untuk rapat ataupun kegiatan lain terkait pekerjaanku. Rasanya memang ada sesuatu antara aku dan Bandung. Dejavu....

Posted via web from catatan's posterous

No comments: