Tanggal 1-3 Desember 2008 kemarin dulu adalah saat finish etape pertama kegiatan maraton penyusunan panduan belajar yang akan mulai digunakan untuk program BERKUALITAS (sorry, berhubung posisiku tidak memungkinkan penyebutan nama program kecuali diijinkan oleh Direktur) tahun 2009. Menurut beberapa teman, kegiatan finalisasi ini aneh karena bahan yang sama telah di-TOT-kan di level nasional dan bahkan tim provinsi sudah ada yang memulai kegiatan TOT level berikutnya pada tangal 1-3 ini.
Bagaimanapun kudu-harus mau nggak mau diterima. Nggak puas sih, karena hampir semua anggota tim pengembang level nasional merasa masih banyak yang bisa dibenahi sebelum panduan dicetak skala besar.
Sementara itu, aktivitas sebagai konsultan juga mendekati minggu-minggu terakhir. Canda dan humor kawan-kawan sesama konsultan (dan juga dengan staf administrasi) rasanya masih akan terkenang lama.
Tanggal 4 aku masih menyempatkan diri ke kantor di S dan berencana cabut ke SRG sore itu juga. EW juga punya rencana yang sama. Ia harus segera ke Bdg, katanya ada yang harus diselesaikan di kantor. Tiket untuk terbang jam 17.15 sudah di tangan.
Mengenai tiket ini, ada lucunya juga. Entah gimana, aku begitu yakin bahwa tiket (tepatnya kode booking!) yang aku pegang adalah kode booking Garuda. maka dengan penuh keyakinan aku tunjukan kode booking, GFF, dan KTP untuk cetak tiket di counter yang mbak-nya cantik-cantik itu. Sudah ada rasa nggak enak ketika si-mbak bilang bahwa kode tiketnya kok salah. Aku yakin bilang: "coba di search lewat nama saja mbak! Mbaknya nurut. Tapi rupanya nggak ketemu juga. Tiba-tiba aku ingat sesuatu. Aku ngomong saja ke mbaknya:" Biar aku tanya yang ngurus tiket dulu mbak". Dan GFF + KTP + kertas berisi kode booking itu aku bawa lagi. Nelpon Dwi, yang juga bingung, tapi kemudian menjawab: Iya, ketika kutanya: "Apa tiketku Mandala?".
Maka aku panggillah taksi menuju terminalnya Mandala.
Benar, tiket bisa kucetak di counter Mandala.
Setelah check-in, masuk ke ruang tunggu, nah-kan ketahuan. Penerbangan di-delay. Ini delay yang kayaknya menjadi rutin. Tapi biarlah. Telpon dan SMS-an, lantas duduk manis. Sempat ngobrol dengan teman dari Unnes yang ketemu di ruang tunggu (pak E, dari FIS, dan dua ibu yang namanya aku belum ingat).
Pas pesawat hampir boarding, datang telepon. "Pak bisa nggak kalau langsung ke Padang, nggak usah ke Semarang. Kalau bisa langsung saja beli tiket untuk penerbangan ke Padang malam ini". Wah, gimana? Ya nggak-lah. Lagi, mau disuruh presentasi apa juga masih gelap. Maka dengan meminta maaf, permintaan itu aku tolak.
Aku boarding, pesawat take-off, dan sejam kemudian aku sudah di atas taxi menuju selatan kota semarang. Di bangku belakang taxi mulai aku aktifkan ponsel-ku satu persatu. Rupanya, ada sms yang terkirim beberapa saat setelah pesawat take off. Isinya menanyakan kemungkinan berangkat ke Padang tanggal 9 - 11. Setelah telepon rumah bolak-balik (dan rumah juga bilang telah dihubungi pak MAK, aku telepon balik pengirim SMS. Tanya acara sekaligus jadwal. Ok, clear. Selasa pagi sampai Rabu pagi di Padang (Bukittinggi, tepatnya), Rabu siang balik Jakarta sampai Jum'at. Itu adalah hari teakhir menjadi konsultan. Tahun depan? Wallahualam. Disertasi sudah harus diselesaikan.
No comments:
Post a Comment