“Mengapa yang tadi dipanggil Teteh?”
RDR, koordinator PJJ-ers BERMUTU sekaligus pengocol di antara kami, menceritakan kekonyolan yang dilakukannya. Konon, pada suatu pagi di Bandung – lagi BT-Btnya – ia pergi ke tukang fotokopi. Untuk mem-fotokopi tentunya. Rupanya RDR ini termasuk mahasiswa yang cukup rajin, rajin fotokopi maksudnya. Si tkang fotokopi baru saja melayani mahasiswi muda dan kinclong, yang dipanggilnya ‘Teteh” (“Mbak” Jw.) Tibalah giliran RDR, yang juga mahasiswa, meskipun yang ini mahasiswa S3.
“Dikopi berapa kali, Bu?” tanya si tukang fotokopi dengan amat sopan. RDR, yang lagi BT, pasang muka kenceng dan serius, siap ngerjain si tukang.
“Mengapa cewek tadi dipanggil Teteh. Kok gue dipanggil Ibu? Lu kira gue udah tua banget?”
Muka kenceng si teteh, eh Bu RDR, masih terpasang, dan benar-benar bikin tukang fotokopi salah tingkah. “Eh .. Ehm, .. bukan begitu Teh “. Si tukang bingung, nggak tahu harus ngomong apa. Si “Teteh” eh “Ibu RDR” tetap pasang muka serius (meski dalam hati ngakak berat).
Mouse – Tetikus – Cecurut
Ini kisah JI, orang yang menurut simolek-ers (gang Pondok Cabe Pojok), paling rewel soal bahasa. Baru-baru ini di kantor simolek-ers terjadi pergantian Direktur. Direktur baru membawa gerbong yang, antara lain, jagoan gaek yang sama ribetnya soal bahasa. Cerita pertama tentang “meng-organize”. Kata gado-gado semacam itu sering berhamburan di antara simolek-ers yang memang sehari-harinya lingkup kerjanya yang Asean memungkinkan kata-kata campur-aduk itu berhamburan setiap hari. Sang jagoan gaek pun berkomentar mengenai “meng-organize” itu. “Pakai istilah mengorganisasikan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang memelihara bahasa kita?”
Simolek-ers pun patuh, dan dalam hati membenarkan petuah sang kakek. Sampai suatu saat sang kakek memaksakan idenya untuk menggunakan istilah ‘tetikus’ menggantikan ‘mouse’, peranti paling penting untuk mengendalikan komputer. Jengkel dengan pemaksaan itu, JI pun menggunakan istilah “cecurut” sebagai ganti “mouse”. Konyolnya, istilah itu dipakainya ketika sedang kumpul-kumpul dengan PJJ-ers, yang merupakan komunitas berbeda dengan komunitas simolek-ers. (Yang belum tahu bedanya simole-ers dan PJJ-ers, nanti akan dijelaskan).
Jadi, JI akan berteriak “Mana nih cecurutku?” kalau mouse-nya nyelip entah di mana.
No comments:
Post a Comment