Tuesday, July 29, 2008
Lagi, ini bagian dari kerjaan Bermutu PJJ PGSD. Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Web. Ada 13 peserta dari 13 PT (Unnes, Unej, Unismuh, Unpatti, UKSW, Unlam, Unila, UHAMKA, Undiksha, UNS, Unram, UNG, Unhalu). Kali ini tidak ada bu PP. Biasa saja, mirip dengan kegiatan ICT Advance, hanya saja kali ini pakau Hylite (Moodle-like LMS) . Cape? Tentu saja. Sebelum ini, 20 - 22 aku juga di Yogya, dengan Ido dan MamaIdo. Aku sendiri presentasi di UGM tanggal 21. Sebelumnya, 15-17 dan 17-19 di Hotel Sultan untuk membuat panduan belajar KKG/MGMP. Ini adalah komponen 2.2 proyek Bermutu.
Belum mikir disertasi. Harus selesai, Satu demi satu
4 – 7 Juli 2008
Sekitar jam 06.00 pagi aku sudah siap dan memesan taksi untuk ke Bandara. Tumben, ketika tiba di mulut gang, dari jauh kelihatan taksi sudah menunggu di pos ojek Pasar Damar. Maka pagi itu aku bisa sampai di Bandara jam 06.40, dan 06.45 sudah berada di ruang tunggu. Dari saat check-in, petugas sudah memberitahu kalau pesawat yang dari
Di Bandara sudah menunggu tiga penjemput dari Untan (Kaprodi PGSD: Pak Suhardi, Pengelola PJJ PGSD: Pak Herry Kresnadi, dan satu lagi pengelola lab ICT). Istirahat sebentar di restoran Bandara, kami kemudian meluncur untuk mencari tempat makan siang. Kami makan siang di Cafe Dangau di jalan (by pass) menuju/keluar Bandara. Menu khasnya, apalagi kalau bukan, ikan (termasuk ikan mas) dan aneka seafood. Seperti di Makassar, ada juga sambal mangga muda.
Kami menginap di hotel Orchardz (di daerah Pecinan-nya
- Kampus PGSD Untan, tentu saja
- Cafe Dangau, di Jalan Raya (Bypass) Bandara Supadio
- Pantai Kakap Indah, tempat makan di atas pantai (yang tidak indah sebenarnya, karena banyak sampah dan pasirnya hitam berlumpur). Masakannya lumayan, di sini aku sempat makan 1 porsi kepiting (yang isinya empat ekor!).
- Cafe Grafitasi (bener, pakai 'f'), tempat makan yang jauhnya 50 km dari penginapan. Diantar Dekan dan rombongan, melewati tugu Khatulistiwa (sayang malem hari). Pulang malem banget, sering berpapasan bus yang ulang-alik Pontianak-Kuching (Malaysia)
Pemandangan di depan Hotel Orchardz PNK
Thursday, July 17, 2008
Petunjuk ini mungkin Ido perlukan suatu ketika nanti. Kebetulan 2 tahun belakangan ini Papa sering bepergian naik pesawat. Kebanyakan sih memang ke Jakarta, dan sampai saat ini belum pernah ke negara lain. Paling jauh baru ke Medan, Banjarmasin, Denpasar. Berikut ini adalah tahapan atau langkah-langkah kalau mau bepergian dengan pesawat terbang, terutama dari Semarang, meskipun dari kota-kota lain caranya kurang lebih sama.
1. Pertama-tama Ido harus menuju ke Bandara atau Airport di Semarang, yaitu Bandara Ahmad Yani. Letaknya ada di depan Musem Ronggo Warsito (ingat, Ido pernah ke sana bersama teman-teman ketika masih di kelas 2 SD dulu). Dari Banyumanik biasanya Papa naik taksi (bisa Bluebird, bisa Satria/Express). Biayanya kira-kira Rp. 45.000 - Rp. 55.000. Ingat bahwa kita harus check-in paling lambat 30 menit sebelum jam keberangkatan pesawat. Sebaiknya 1 jam sebelumnya. Jadi, bila pesawat akan terbang jam 07.35, usahakan jam 06.30 atau sebelum jam 07.00 Ido harus sudah sampai di Bandara, Karena perjalanan dari Banyumanik ke Bandara perlu waktu 30 menit, maka jam 06.00 Ido sudah harus berangkat. Biasanya Papa sudah memesan taksi sejak jam 06.00 dan seperti biasa Papa akan segera berjalan menuju pos ojek di Pasar Damar agar memudahkan sopir taksi menjemput. Kalau sekiranya jalanan ramai, Papa biasanya meminta sopir untuk lewat jalan tol. Bila harus lewat tol, siapkan uang Rp. 3000 untuk karcis masuk tol dari Banyumanik sampai Krapyak. Siapkan juga uang Rp. 2500 untuk karcis masuk kendaraan ke Bandara Ahmad Yani.
2. Di Bandara, taksi biasanya akan berhenti di pintu keberangkatan.Di pintu masuk ini tas dan seluruh bawaan kita akan diperiksa petugas dengan peralatan sinar-X. Peralatan ini bisa 'melihat' isi tas kita. Bila ada barang-barang mencurigakan, tas akan dibuka dan diperiksa isinya. Pisau, gunting, dan barang-barang berbahaya tidak boleh di bawa ke dalam kabin pesawat. Usahakan jangan membawa barang-barang seperti pisau, gunting kuku, dll ke kabin pesawat. Barang-barangitu harus dimasukkan dalam tas yang harus ditempatkan di bagasi. Papa jarang menyimpan tas di bagasi karena biasanya bawaan Papa tidak banyak. Cukup satu tas kecil dan satu ransel berisi laptop. Tas dan ransel inipun harus melewati pemeriksaan sinar-X. Ponsel, kamera, anak kunci dan barang-barang logam lain yang ada di saku harus dikeluarkan dan diletakkan ke dalam nampan plastik untuk dilewatkan juga dalam pemeriksaan sinar-X.Bila barang-barang tersebut masih ada di saku kita, maka alarm akan berbunyi saat kita melewati tiang detektor logam. Bila ini terjadi, petugas akan meminta kita mengeluarkan barang-barang dalam saku kita. Beberapa kali Papa mengalami hal itu, ketika kunci atau kamera lupa Papa keluarkan dari saku.
3. Setelah melalui pintu masuk ini kita harus menuju counter atau meja untuk check-in. Di counter tersebut ada petugas yang akan melayani kita. Perhatikan tulisan di atas kepala petugas atau di mejanya. Tulisan itu memuat nama pesawat dan tujuannya. Check in adalah melaporkan kedatangan kita dan kesiapan kita untuk berangkat. Nama kita akan didaftar, dicocokkan dengan KTP atau tanda pengenal lainnya. Dari proses check-in ini kita akan mendapat nomor kursi. Bila kita datang agak awal, biasanya kita bisa meminta kursi dekat lorong atau kursi dekat jendela. Kursi dekat lorong memudahkan kita untuk pergi ke toilet sedangkan kursi deket jendela memudahkan kita melihat keadaan di luar pesawat. Dari jendela kita bisa melihat pemandangan menarik saat pesawat take-off ataupun landing. Atap-atap rumah, kelok-kelok sungai, pantai, dan deretan kendaraan di jalan raya. Setelah pesawat berada pada posisi jelajah pemandangan itu tidak bisa kita lihat karena pesawat berada pada ketinggian 30.000 feet atau sekitar 10.000 meter. Yang akan terlihat hanya gumpalan awan di bawah kita atau kilatan-kilatan air laut kalau pandangan kita tidak terhalang awan.
4. Setelah melapor ke counter check-in kita akan mendapatkan kertas semacam tiket yang disebut boarding-pass atau kartu masuk pesawat. Boarding-pass inilah yang selanjutnya kita gunakan, sebagai pengganti tiket. Tiket sudah tidak diperlukan lagi.
5. Dengan boarding pass kita menuju loket pembayaran pajak bandara (airport tax). Di Bandara Ahmad Yani kita harus membayar pajak Rp. 25.000,-. Di bandara lain ada yang Rp. 30.000, misalnya Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Kalau kita bepergian ke luar negeri kita membayar biaya fiskal yang besarnya Rp. 1.000.000,-.
6. Dari loket pajak bandara itu kemudian kita bisa memasuki ruang tunggu. Di Bandara Ahmad Yani Semarang (nama singkatannya adalah SRG) ada dua ruang tunggu. Pertama adalah ruang tunggu luar, yang sebenarnya sih tempatnya sudah di dalam bandara tetapi berada dekat kios-kios dan restoran untuk makan. Ruang tunggu ini digunakan kalau ruang tunggu di dalam penuh atau pesawat yang akan kita tumpangi belum datang. Kita dipersilahkan menuju ruang tunggu dalam kalau pesawat kita sudah datang (biasanya 30 menit sebelum jam masuk pesawat atau jam boarding, jam masuk pesawat umumnya 20 menit sebelum jam take-off pesawat).
7. Dari ruang tunggu luar ke ruang tunggu dalam kita melewati lagi pintu pemeriksaan sinar-X, sama seperti di pintu masuk sebelumnya. Di pintu ini bukti pembayaran pajak bandar diperiksa dan disobek setengahnya untuk bukti pembayaran (dan menghitung pendapatan pemerintah daerah).
8. Kira-kira 10 - 15 menit sebelum pesawat berangkat, kita dipersilahkan memasuki pesawat. Proses memasuki pesawat inilah yang disebut boarding. Di Bandara Ahmad Yani Semarang ada 3 pintu menuju tempat parkir pesawat. Tidak ada fasilitas garbarata yangmenghubungkan pintu ruang tunggu dengan pintu pesawat. Kita harus berjalan menuju tempat parkir pesawat dan menaiki tangga untuk memasuki pesawat. Jadi masih kuno dan tidak nyaman. Apalagi kalau panas menyengat karena pesawat terbang jam 11 atau 12 siang. kalau hujan, petugas menyediakan payung untuk menuju ke pesawat. Di pintu keluar petugas akan menyobek sebagian boarding pass kita, lalu kita berjalan menuju tangga pesawat.
9. Di pesawat, setelah semua penumpang duduk di kursi masing-masing, pramugari akan mendemonstrasikan prosedur penyelamatan, antara lain memberitahu cara memasang sabuk keselamatan dan pelampung. Pada pesawat jenis airbus A-19 dan beberapa pesawat lain, demonstrasi ini dilakukan secara 'live' oleh pramugari (seperti yang kadang-kadang ditirukan oleh Ruben di televisi). Pada pesawat jenis Boeing 737-400 demonstrasi ini ditunjukkan dengan video di monitor televisi pesawat. Penumpang yang duduk di kursi tempat jendela darurat akan diberitahu cara-cara membuka pintu darurat.